Mengenai Saya

Selasa, 09 September 2014

Sanubari bercerita

September...
Ketika ketidakharusan berubah menjadi keharusan yang sifatnya mau tak mau.
Pikirku ini seolah menjadi bencana besar. Ketika pekerjaan yang seharusnya di lakukan selama 8 jam harus dilakukan lebih, meskipun bayaran yang diterima begitu menjanjikan. Tapi hati menolak dengan tegas.

Money can't buy my time,
Uang tidak akan pernah bisa membeli waktu. Meskipun waktu adalah uang. Tapi uang tidak akan pernah bisa membeli waktuku.

Aku juga tidak mengerti dengan diriku. Tapi benar, hati ini selalu menolak untuk bekerja lebih dari waktu yang ditentukan.

Aku membenci yang namanya overtime, lemburan, OT, nge-long, apapun itu namanya.
Meskipun tahu, uang yang dihasilkan akan melimpah, tapi itu terlalu menghabiskan banyak energi, waktu dan kesenanganku, aku tidak naif aku memang butuh uang, tapi uang tidak bisa mengembalikan waktuku.
Di tempat aku kerja sekarang, karena ada suatu masalah, karyawan disunnahkan untuk overtime. Saat mendengar kata overtime nya saja sudah membuat ngeri apalagi harus melakukannya? Astaga mending overtime nya disabtu dan minggu masih bisa diterima olehku. Tapi kalau di hari biasa, senin sampai jumat setelah pekerjaan utama selesai, aku menolak secara tegas.  Meskipun
rasanya pengen muntah. Eneg. It's suck me off..
Harus bekerja selama 2 shift lebih dari 12 jam dan memang tidak diharuskan. Tapi karena kebutuhan produksi mau tak mau harus ada kerelaan bergilir ato semua untuk melakukannya. Ah benar benar makin muak saja...
Aku tidak tahan lagi. Memikirkannya saja udah sarat..
Soalnya orang di tempat aku kerja cukup minim jadi kita diharusan melakukan  overtime. Dan ini benar benar membuatku khawatir. Aku tak mau menghabiskan waktu ku untuk bekerja. Jiwaku masih belum menerima kondisi ini. Aku tidak mau menghabiskan waktu ku untuk bekerja bekerja dan bekerja. Apaan, hidup seperti itu memuakkan. Kondisi ini menghabiskan pikirankku saja. Meskipun menolak tapi selalu timbul rasa tidak enak hati. Setidaknya dengan menolak orang akan mencapku dengan kata egois. Inilah hal yang akan timbul. Ada pergolakan dalam hati sehingga timbul dilematis. Mau tak mau saat nantinya aku harus melakukan nya karena ini demi menghilangkan keegoisan. Ahh.. ingin resign rasanya kalau selalu seperti ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar