Determinasi
menuju maturitas
Meski
harus kehilangan dunia yang sekarang, meski harus membuang kehidupanku yang
nyaman asalkan dapat mengejar apa yang aku inginkan, meskipun tahu betapa berat
kehilangan sesuatu tapi aku tetap menginginkannya, itulah keteguhan yang
sebenarnya. Keteguan hati , tekad hati dalam sebuah perjalanan panjang menuju
maturitas, esensi keinginan menjadi sebuah ambisi yang mengobsesi semuanya
terealisai dengan sedikit pilu yang harus kutemui. 365 hari telah aku lalui
dalam tahun naga air, tahun kemajuan zaman dimana semua bergerak menuju sebuah
era cosmopolitan yang mengarah pada hedonisme dan persaingan secara global.
Dunia tanpa sekat, dunia yang bergerak maju pada modernisasi zaman, fenomena multidimensi dimana engkau
akan berjalan sendiri dengan ribuan harapan yang engkau pikul dalam pundakmu.
Akan tetapi, tak akan ada yang bisa menggoyahkan tekad kuatmu, ambisi besarmu
adalah sebuah mimpi yang engkau agungkan
dan terpatri dalam diri. Karena mimpi akan mengalahkan semua keterbatasan itu .itupun
yang terjadi padaku. Dimana aku telah menggantungkan mimpi setinggi nirwana dan
aku harus menaiki beberapa undakan anak tangga untuk mencapai mimpi itu dan
setidaknya 2012 merupakan undakan awal
untuk mencapai posisi aman.
Habsi
Hassabah namaku, dengan arti pengantar
cepat. Tapi aku tak secepat arti namaku, karena aku ingin menikmati sebuah
proses dimana aku akan lebih memahami arti pencapaian dari alur yang telah aku
lalui itu, aku tidak menginginkan mimpi laksana teori tutup botol soda, yang
apabila kau kocok tutup Itu akan lebih mudah
terbuka dan akan meloncat tinggi ke atas tetapi akan jatuh lagi terpuruk
kebawah. Aku tidak ingin sukses secepat dan sesingkat itu, semuanya harus
berjalan step by step dan tidak melulu ’ ujug-ujug ‘ sebab ada teori yang
mengatakan bahwa semakin cepat kau menang
maka semakin cepat kau kalah.
Seperti itulah apa yang aku maksud.
Hei
kau 2012!, tahun kebanggaanku, tahun perjuanganku terimakasih kau telah menemani
langkah-langkah besarku, terima kasih kau telah menjadi start dalam pencapaian
mimpiku. Mimpi besarku untuk menyusul kesuksesan Agatha Christie, mimpi besarku
untuk menyaingi J.K Rowlling , meskipun
semuanya belum terwujud tapi tahun 2012 merupakan langkah awal menuju posisi
aman. Dan posisi aman sebagai langkah besarku adalah menambah ilmu pengetahuan dan wawasanku dan aku wujudkan semua itu dengan menikmati
bangku kuliah. Yah, aku tercatat sebagai seorang mahasiswa jurusan sastra
inggris di Sekolah Tinggi Bahasa Asing Pertiwi. Di sebuah kampus kecil berisi
orang-orang dengan sejuta mimpi dan
tekad untuk merengkuh takdir dengan passion yang ada dalam diri mereka. Lantas,
apa perjuanganku untuk menikmati bangku
kuliah semudah dengan apa yang kalian pikirkan? Troll! Kalian salah besar! Aku
bukan seorang yang berasal dari kalangan mampu, aku hanyalah seorang yang
berasal dari keluarga ekonomi bawah dimana menikmati bangku kuliah mungkin
hanyalah imajinasi belaka. Tapi aku bisa mewujudkan itu semua. Sebelum akhirnya aku bisa menikmati menjadi seorang
mahasiswa, aku harus menunggu selama setahun untuk mengumpulkan pundi-pundi
tabunganku untuk bisa berkuliah dan selama setahun itu aku berusaha mencari
uang sendiri. Aku terdaftar sebagai pekerja di sebuah perusahaan brand
sepeda motor terkenal sebagai Quality Control. Dulu setelah lulus dari Sekolah Menengah
Kujuruan tahun 2011, aku langsung diterima sebagai pegawai di perusahaan
tersebut. Sempat ingin berkuliah setelah lulus sekolah, akan tetapi takdir
harus merenggut mimpi itu, kondisi ekonomi keluargalah masalah terbesarku.
Sempat juga untuk mencari beberapa beasiwa agar aku bisa berkuliah. Tetapi itu
semua tidak segampang dengan apa yang dipikirkan. Dimulai dari mengikuti SNMPTN Undangan, basic
aku sebagai murid dari jurusan tekhnik harus mengagalkan mimpi itu karena
ketidak sinkronan jurusan yang aku pilih, yaitu sastra inggris atau ilmu
komunikasi karena notabene, tekhnik bukanlah passionku, padahal aku termasuk sebagai siswa berprestasi di
sekolahku tersebut.
Akhirnya
tibalah dimana ada tes SNMPTN tertulis untuk masuk ke kampus impianku. Tapi tes
tersebut tinggalah cerita. Aku adalah seorang yang egois tanpa memikirkan
perasaan orangtuaku. Aku terlalu berambisi untuk kuliah tanpa memikirkan
kondisi ekonomi keluargaku. Kalaupun aku mendapatkan beasiswa tersebut, tetap
saja orangtuaku harus tetap menafkahiku meskipun beasiswa yang aku terima
benar-benar full dengan biaya hidupnya. Karena orang tua mana yang akan
menelantarkan anaknya hanya dengan beasiswa saja? Akhirnya akupun paham semua itu, dan
memutuskan untuk bekerja saja, hingga terbesit di dalam pikiranku untuk bekerja
sambil kuliah dan akhirnya aku bisa mewujudkannya, setelah menunggu selama
setahun, di tahun 2012 mimpi itu terealisasikan. Sekali merengkuh dayung, dua
tiga pulau terlampaui. Aku tidak hanya
membantu ekonomi orangtuaku, tetapi aku
bisa membiayai biaya kuliahku dengan keringatku sendiri. Ya, sekali tepuk dua
lalat. Dan menurutku ini lebih hebat dari penerima beasiswa berprestasi manapun
dan aku bangga pada diriku sendiri, dan orangtuaku pun bangga pada diriku.
Dan
hei kau 2013, aku harap kau bisa lebih bersahabat dibandingkan saudaramu
sebelumnya, dimana kau bisa mengiringi hari hariku dengan indah, penuh makna
dan sarat akan kejutan kejutan yang tak terduga. Dan aku harap mimpi besarku
ini dapat terwujud dan semoga gagasmedia bisa membantu mewujudkan itu J. Dan yang terpenting adalah
semoga di tahun 2013 aku tetap bisa bersemangat, tetap bisa memotivasi diri
untuk pantang menyerah sebagai wujud determinasi dan keteguhan hati ini,
sehingga perjalanan menuju maturitas ini, aku bisa lebih menghargai hidup,
karena hidup sangat berharga, bukan berharga karena banyak uang, bukan berharga karena hidup yang
panjang akan tetapi berharga karena menghargai kehidupan diriku sendiri tetapi
juga kehidupan orang lain.