Mengenai Saya

Minggu, 29 September 2013

PERCAKAPAN TERAKHIR

Rival terkeren Deok Man


Jika kita bisa bertempur,
maka kita akan bertempur

Jika kita idak bisa bertempur,
maka kita harus bertahan

Jika kita tidak bisa bertahan, 
maka kita harus mundur

Jika kita mundur,
kita masih bisa menyerang

Jika kita menyerang dan tidak menyerah,
Maka kita akan mati di tempa itu juga









Kata bijak dari Deok Man,

Deok Man
"Hukuman itu cepat, sedangkan hadiah itu lambat dan bertahap" 

PESAN

Pernah nonton serial Bread, Dream and Love (Baker King Kim Tak Gu)? pastinya tahu dong... serial korea tentang perjuangan seorang pemuda menjadi seorang Baker King.
Oke, Gue nggak bakal bahas tentang serial ini sebab udah jaduuul.. cuma gue dapet sebuah pesan yang sangat berharga yang disampaikan oleh si nenek pada saat memberi hukuman kepada si Tak Gu ini...
ini nih sosok nenek yang menurut gue keren mendidik cucu nya.

Nenek Tak Gu

Dan sumpah pesan si nenek ke si Tak Gu sungguh inspirasional sekali. gue aja denger tuh nasehat merinding...
ini dia pesan bijak si nenek

"Akan ada banyak orang yang baik padamu, tapi akan ada jauh lebih banyak orang yang jahat padamu. Dan kamu tak boleh goyah menghadapinya. Sekalipun kamu difitnah, dihina, ataupun dibenci. Karena dunia ini ada bukan untuk menghukumu atau mengujimu, tapi mendidikmu"

MERAH ITU CINTA





Merah semerah merahnya merah 


Merah semerah merahnya darah


Merah semerah merahnya senja


Merah itu CINTA



- MERAH IU CINTA-

BY: FX GUNAWAN

KAMU



KAMU
Kamu.. iya kamu!
Kamu si sudut pandang kedua
Kamu yang tak pernah disebut namanya
Kamu yang sedang membaca ini…
Kamu yang duduk dengan ponsel sentuhmu
Kamu yang tak peduli dengan sekitar
Kamu yang apatis
Kamu yang tak merasa simpati
Kamu yang tak punya empati
Kamu yang tak bergeming
Kamu yang terus diam
Kamu yang menutup diri
Kamu yang tak elastis
Kamu yang tak fleksible
Apakah kamu mengerti?
Apakah kamu sadar?
Atau apakah kamu akan terus seperti ini?
Kamu…
Iya…
Kamu….
Kamu…
Bukan dia..
Bukan aku…
Bukan mereka…
Hanya kamu
Kamu





Jumat, 27 September 2013

CERPEN: SECRET ADMIRER

Hanya bisa melihat angin yang mengibas rambut acaknya, aku hanya bisa memandangnya dari kejauhan, dari tempat yang tak mungkin ia tahu bahwa aku sedang menatapnya dalam, membayangkanya dalam isi otak ini, isi yang tak akan pernah diketahui  siapapun, karena mungkin akan bertahun tahun bagi seseorang bisa menemukan alat scanner otak. Jadi aku hanya bisa menyimpan gambar tentang sosok yang kini singgah di hati ini. Seseorang yang telah lama mengisi kekosongan relung hati ini. Relung sepi tanpa seorang dambaan hati. Entah memang nasibku yang selalu naas, ataukah memang telah digariskan oleh Tuhan, haruskah aku hidup dalam kedustaan, aku tak bisa mengungkapkan  apa yang aku rasakan saat ini. Mulut ini terasa kelu apabila ingin mengakuinya,  tercekat seolah menelan biji kedondong sebesar ibu jari. Dan aku merasakan sakit yang luar biasa hebat saat melihat ia bersama orang lain. Perasaan ini terus berkecamuk didalam hati ini. Perasaan yang harusnya aku kubur dalam. Aku pendam. Tapi, perasaan ini terus merangkak mengoyak hati seolah ingin keluar. Jika diibaratkan layaknya tangan yang berusaha keluar dari sebuah pusara. Tapi tidak ada daya buatku. Tidak ada keberanian buatku. Semuanya harus aku sembunyikan, meski ini akan sangat sakit buatku. Tapi akan lebih sakit jika ia tahu tentang perasaan ini.
Entah sampai kapan perasaan ini akan bertahan, terus berparasit dalam hati. Aku juga tak tahu. Kata orang cinta tak harus memiliki. Tapi aku ingin memilikinya. Aku ingin sangat egois menyayanginya. Mencintainya setulus hati, tanpa adannya rasa malu yang terus kusimpan dalam lubuk ini. Dan yang kulakukan saat ini adalah dengan terus melihatnya, memandangnya, menemuinya, mengobrol dengannya, ataupun mencari-cari luang dimana aku bisa terus melihatnya. Setidaknya, aku merasa senang hanya dengan menjadi pengagum rahasianya.
Meskipun kadang rasa sakit menyerang dan membelenggu hingga ulu hati. Aku tahu ini sangat perih, batinku berteriak menjerit hebat, membuat hati ini begitu rapuh, rapuh terluluh-lantahkan, layaknya debur ombak yang datang menyerbu istana pasir.
            Garis wajah yang indah, aku tak pernah lupa dengan detail wajah itu, wajah yang selama ini aku kagumi, aku simpan memori itu di dalam hati dan pikiran ini. Wajah yang begitu mendamaikan hati, begitu menenangkan hati. Telah lama berada di ruang spesial bernama hati. Dan sampai detik ini, perasaan ini tidak berubah, tidak kutepis  bahwa aku tertarik padanya, bahwa aku menyukainya, perasaan yang tidak biasa. Perasaan berdesir saat memandangnya, perasaan yang seolah membuat perasaan ini serasa melayang, terbang dengan damai. Dia layaknya senja yang romantis yang mampu mendamaikan hati ini, menyejukan perasaan ini. Aku tak tahu akan sampai kapan aku menyimpan perasaan ini. Aku tak mampu untuk mengatakan “aku suka kamu” kepadanya, ini terdengar klise, aneh buatku. Aku tidak gengsi untuk ini. Tapi, jujur saja aku takut mengatakannya. Kenapa? Pikiran-pikiran buruk yang selalu mengganggu benak ini selalu membuatku khawatir, membuatku cemas. Ku takut, kalau saja aku bilang suka, dan dia tidak punya  perasaan yang sama kepadaku, aku takut aku harus menelan ludah ini. Aku takut tidak bisa melihatnya lagi, aku takut dia menjauh, aku takut aku tak bisa berbicara lagi dengannya. Aku takut dengan semua resiko itu. Aku takut!
            “Hei!”
            Seseorang menepuk pundakku. Seketika aku tersadar dari lamunanku. Aku berbalik segera melepas headseat yang terpasang dikupingku. Suara yang kudengar tidak asing dan terdengar begitu lembut. Belum sempat aku menatap wajah si penepuk pundak, aku sedang berusaha memutar otak mencari-cari memori tentang suara yang barusan aku dengar.  Suara itu? Begitu familir. Tak ingin aku terburu-buru menatap si penepuk pundak. Bagai petir tanpa hujan menyambarku dengan hebat. Aku ingat, suara siapa ini!
            Aku segera menatap si penepuk pundak.
            Barharap ada mesin penghenti waktu. Berharap menggenggam remote waktu sehingga dengan sesuka hati aku bisa ‘mem-pause’ scene selama mungkin aku mau, untuk menikmati wajah makhluk Tuhan dihadapanku. Tiba-tiba napasku seolah tercekat. Kurasakan sesak dan nyeri di bagian perut yang tak bisa ku jelaskan nyeri apa itu?
            ‘Tuhan, aku tak ingin mati disini!’ lirihku dalam benak ini. Perasaan ini menjadi Random. Tak ku kira bakal secomplicated ini. Aku benar-benar sedang berdiri dihadapan sosok yang selama ini menghias indah anganku, sosok yang kuharapkan bisa menghabiskan sepanjang waktuku bersamanya. Iya! Dia. Dia. Herlan!
            Dia tersenyum tipis lalu mengembangkan senyumnya begitu lebar hingga gigi putih yang berderet rapi terlihat. Begitu manis. Aku melayang! Dan benar benar membuatku lemas.
            “Hei!”
            Aku masih terdiam tak percaya aku disapa olehnya. Sadarkan aku kalau ini mimpi Tuhan!
            Saat itu aku hanya terus melongo tanpa membalas sedikit pun sapaannya.
            “Are you ok?” Tanyanya sambil menjentikan jari didepan wajahku.
            Aku masih tak percaya. Dan aku berusaha untuk tetap ‘calm’ dan menahan rasa gugup ini sedemikian rupa. Aku pun berusaha menjawab,
            “Emm, it’s Ok, Everything is fine!” hanya kata tersebut yang mampu keluar dari mulutku. Aku sadar tak ada orang disekitarku, suasana begitu sepi,kemana semua orang? Tapi ini kesempatan langka yang sangat aku harapkan bisa berdua bersama orang yang aku kagumi. Tapi ada sesuatu yang mengganjal, aku yang tengah bersandar di depan kelas sedari tadi, tak melihat siswa yang bercengkrama dikelas ataupun berjalan di sekitar lapangan. Sungguh aneh. Tapi aku berusaha tak peduli, yang kupikirkan sekarang adalah sosok didepan mataku saat ini. Sosok yang begitu tampan hadir dengan live tepat didepan mataku.
            “Adelin!” panggilnya lirih kepadaku.
            Kulihat matanya begitu sayu, bibirnya yang tipis berwarna pink seolah akan terbuka, ingin melanjutkan kata-kata yang ia ingin ucapkan.
            “Her..Laan!” Ucapku terbata menahan gugup.
            Herlan menarik napas panjang, membuat dada dan bahunya terangkat. Lalu menghembuskannya perlahan.
            “ Entah harus memulai pembicaraan ini darimana? Aku tak bisa menahan perasaan ini berlarut-larut hingga menumpuk menjadi jamur di dalam hatiku, satu hal yang ingin aku katakan, aku menyukaimu.”
            “Dor!”  ibarat seorang menarik senapan kearahku. Aku hanya terdiam, terpaku, tak percaya dengan kata-kata yang ia ucapkan. Mustahil! Aku berusaha tetap kukuh, nyatanya hatiku benar benar melting. Aku ingin lari dan melompat didepan kereta yang melaju kencang diatas rel.
            “Adelin, maaf sebelumnya. Aku tak ingin membuatmu shock! Tapi sungguh aku telah lama memendam tumpukan perasaan ini kepadamu. Entah akan ada jawaban apa dari mulut mungilmu, tapi aku percaya, kau gadis yang bijak. Aku akan sanggup mendengar jawabanmu.
            Aku tak percaya, rasanya ingin sekali aku menangis, ingin sekali aku menjerit. Entah aku harus bahagia atau bersedih. Tapi aku benar-benar tak menyangka dengan hal mustahil ini. Akhirnya tongkang hati ini bisa dilabuhkan tanpa harus menurunkun jangkar terlebih dahulu.
            Mataku mengaca, dan tak bisa ku tahan lagi, air mata menetes, berlinang membasahi pipi ini. Tanpa aku tunda lagi aku akan merespon dan mengatakan ‘iya’ dengan lantang kepadanya.
            Aku menangis bahagia.
            “Herlan!” lirihku.
            Ia mendengarkan dengan seksama.
            “Terimakasih! Setidaknya aku tak harus mengucapkan terlebih dahulu kepadamu. Sejujurnya aku juga menyuka…” Belum sempat aku menuntaskan kalimatku, sosok di hadapanku tiba-tiba berubah menjadi serpihan terang yang kemudian berubah menjadi molekul-molekul yang lambat-laun menghilang dari hadapanku. Ia menyisakan seulas senyum tipis kemudian ia benar-benar lenyap dari hadapanku.
            Ini semua hanya khayalan. Aku menangis. Air mata semakin membanjiri. Ini cuma imajinasiku. Aku terlalu berharap semuanya nyata.
            Aku terlalu banyak mengkhayal. Padahal tidak terjadi apa-apa. Aku hanya berhalusinasi.
            “Hei!” seorang menepuk pundakku. Aku berusaha tak memperdulikannya. Yang aku lakukan hanyalah aku buru-buru menghapus air mataku.
            “Are you ok!” tanyanya sopan kepadaku. Suaranya tak asing, seperti suara Herlan. Tapi kali ini aku benar-benar tak peduli dan tak ingin memandang sosok didepanku.
            “Tidak usah memperdulikanku.” Jawabku ketus menunduk menyembunyikan tangisku.
            “Tidak baik seorang gadis berkata demikian kepada seorang yang menanyainya baik-baik.” Responnya halus kepadaku.
            “Tidak usah mengajariku. Aku baik baik saja.”
            Sosok itu menarik napasnya dalam, tangan kananya meraih saku celana dan mengeluarkan kain berwarna biru dan memberikannya kepadaku.
            “Sepertimya kamu membutuhkan ini!” Dia memberikannku sebuah sapu tangan berwarna biru bergaris kepadaku.
            Aku masih berusaha tak peduli dengan perhatiannya.
            “Jangan takut, aku sama sekali belum pernah menggunankannya. Jadi jangan khawatir kamu tertular penyakit dariku!
            Aku berusaha menahan tangis. Belum pernah ada pria yang memperlakukanku sebaik ini. Aku pun makin terharu dan refleks meraih sapu tangan itu dari tangan kanannya.
            “Terima-kasih” isakku dalam tangis.
            Sosok itupun akhirnya berbalik dan menjauh dariku. Ada perasaan ingin tahu, siapakah orang itu? Akupun mendongak dan melihat sosok yang hampir kabur dan samar oleh air mataku. Kemudian aku berusaha menyeka air mata yang menghalangi pandangannku. Sosok itupun pergi, dan menghilang. Aku terlalu jahat kepadanya. Dan setelah sosok itu pergi aku terus menggengam sapu tangan itu dengan perasaan bersalah kepadanya. Tak sengaja aku meraba sebuah bordir jahitan yang bertuliskan nama si pemilik sapu tangan. Dan aku terperangah kaget penuh penyesalan.

HERLAN


STRONG WOMAN NO CRYING, NO TEARS

“ Hati wanita adalah lautan luas yang sangat dalam “
                                -Rose- Titanic


                Makhluk Tuhan yang tercipta dari tulang rusuk pria,  mereka  adalah wanita, perempuan, cewek, tekewew atau entah kalian akan memanggil sebutan apa untuk makhluk yang ini. J
Yang pasti disini gue  akan menceritakan tentang seorang wanita. Wanita dengan sejuta kesabaran seperti  Nia Daniati, istri Farhat Abbas :D hihihihi.
                Ini adalah kisah nyata yang gue lihat. Betapa sedihnya, melihat kesabaran dan ketegaran hati nya. Gue merasa tersentuh,  terharu, merasa tidak berguna dan menyesal ketika harus melihatnya menderita. Yang pasti gue benar benar salut dengan perjuanganya melawan dunia yang kejam ini. Entah gue sanggup atau nggak buat melanjutkan dan mengetik kisah ini dalam sebuah blog yang mungkin tak akan ada yang membaca, tapi gue hanya ingin membagi kisah ini agar kalian  tahu betapa tegarnya seorang wanita. hihihihi


1.       Jacob.

Jacob adalah seekor kucing liar betina yang tinggal di rumah kost-an bapak Kus, ketua RW di perkomplekan rumah. Kami ( gue  dan teman-teman ) penghuni kost-an yang ramah tamah, baik hati dan rajin menabung memperbolehkan Jacob untuk tinggal di teras kost-an. Secara doi adalah kucing  betina  yang lemah dan tak tahu arah jalan pulang di perkomplekan. Dan kenapa kita menamainya Jacob, karena kucing ini berjalan mirip dengan sosok serigala Jacob di film Twillight saga. Sebenarnya nama itu diberikan temen gue Ochim. Dia bapak pencetus nama untuk si Jacob.

2.       An Orphan

Tahu enggak guys? , Jacob ini seorang yatim piatu. Sebenarnya bukan yatim sih, tapi dia dibuang oleh ibunya, gue nggak tahu gimana pastinya yang pasti dari apa yang gue liat, doi dulu kucing kecil yang hidup luntang lantung kaya olivert twist gitu guys,doi nyari makan sendiri, doi hidup mandiri guys dari komplek ke komplek, mungkin mirip zaskia Gothik yang ngakunya polos. ( Apa hubungannya?)

Haduh…. “Singapore panas yah, “ ( selingan)

Dan sekarang si Jacob ini tumbuh loh jadi kucing betina dewasa cantik, ia mempunyai bulu coklat, hitam, putih dan emas.


“ kok lo bilang cantik? Lo emang tahu kucing cantik itu kaya apa? Lo kucing? Lo CatMan?”.


Eeeeits, sembarangan. Tahan dulu guys.. gue bilang si Jacob cantik karena gue suka liat doi di godain ama kucing jantan begajulan gitu deh, kasihan… Doi sering di gerumutin ama kucing kucing playboys guys! Makanya gue suka bantuin doi buat ngusir tuh kucing.
Oke, gue lanjut bercerita.

 Tahan dulu rasa penasaran lo, dan kumpulin air mata lo untuk baca kisah selanjutnya.

3.       Bully

Jacob tumbuh jadi kucing betina yang cantik, tapi dia suka di bully sama kucing betina lainnya. mungkin karena si Jacob ditaksir oleh banyak kucing jantan. Secara doi punya factor X kaya fatin shidqia lubis gitu deh, makanya  banyak yang sirik ama doi. Kadang doi juga mengalami tindak kekerasan loh! Kalau doi pulang sehabis mejeng ni yee, gue suka lihat ada bekas cakaran di tubuh doi. Gue suka lihat doi jarang ngelawan. Tapi pernah suatu ketika doi ngelawan. Dan heboh bgt kaya kasus JUPE-DEPPE yang cakar-cakaran yang sering jadi berita heboh di infotainment. Kasihan banget ini si Jacob.

4.       Rising action.

Dari awal nasib si Jacob emang malang yah guys, dari di buang oleh ibunya, menjadi yatim piatu, menjajakan kue kaya Ara di keluarga cemara, tumbuh dewasa suka digodain sampe sampe doi di bully L sedih yah guys. Dan sampai suatu ketika, doi diperkosa guys, doi hamil. Perut doi buncit. Dan tak ada seekor pun yang bertanggung jawab. Doi dikiira kucing jalang, hamil duluan, dan doi mengalami banyak aniaya dan eongan dari kucing-kucing lain. Doi mengalami tindak kekerasan yang lebih parah. Dan akhirny doi hanya menghabiskan waktu-waktunya hanya disekitar kost-an mencari belas kasihan dari para penghuni  kost dengan eongan yang menyedihkan. Dan akhirnya kita kadang suka ngasih Jacob makan, minum susu, agar anak yang doi kandung nanti bisa sehat dan kuat kaya ibunya. Si jacob betina yang sangat tegar guys, dia jarang mengeong. Tapi doi Cuma bisa diam. Yah talk less do more.

5.       Klimaks

Akhirnya tiba juga hari dimana ia akan menjadi betina sesungguhnya. Doi melahirkan. Dan tanpa seorang penghuni kost-an pun yang tahu. Hanya saja setelah pasca melahirkan, penghuni kost-an terkejut karena melihat doi melahirkan diatas seprei salah satu penghuni kost-an dan doi melahirkan dengan selamat . heboh deh pokoknya. Dan akhirnya empunya seprei mengikhlaskan sepreinya ( padahal mah diganti sama ibu kost). Jacob melahirkan tiga ekor anak kucing berwarnha kuning Gold. Tapi gue nggak tahu jenis kelamin mereka, intinya Jacob melahirkan tiga anak yang sangat lucu-lucu J. Dan penghuni kost sepakat, Jacob dibuatkan tempat khusus dari kardus dengan seprei bergambar Manchester united.
Jacob mengurusi anaknya layaknya ibu. Yah doi memang menjadi ibu sekarang. Tapi sedih sekali anak-anaknya tidak akan pernah mengetahuui siapa ayah mereka.

Seminggu setelah melahirkan, doi mengurus anak-anaknya dengan penuh kasih sayang, doi memberikan mereka Asi original agar baik untuk masa pertumbuhan si anak. Sampai suatu hari tragedy  itu muncul. Sebuah tragedy yang mungkin tidak akan pernah Jacob lupa seumur hidupnya, bukan hanya Jacob, tapi semua penghuni kost-an pak Kus. kita  meresa terhenyak, terperi melihat kejadian ini. Sungguh malang nasib Jacob, kesedihan datang bertubi-tubi menghujamnya. Sungguh bagai menusuk ulu hati yang terdalam. Sungguh menyakitkan, menyedihkan harus melihat ketiga anak Jacob harus mati. Dua dari mereka mati. Dan satu dari mereka hilang dan tak ada seekor kucing dan seorang pun yang tahu. Tragedy  berdarah ini terjadi pada siang hari dan tak ada seorang pun yang tahu. Gue aja diberitahu ochim. Bahwasanya anak-anak Jacob terbunuh secara mengerikan, darah dimana-mana. Pada saat kejadian menurut teman gue ochim, dia mendengar eongan dari Jacob. Mungkin eongan minta pertolongan. Dan pada saat Ochim melihat keluar, anak anak Jacob ditemukan dalam kondisi mengenaskan dengan luka cakaran dan darah yang membanjiri lantai dimana-mana. Jacob terus mengeong, mungkin ia menagis, hatinya rapuh melihat anak-anaknya terbunuh, tapi yang di lihat hanya dua ekor saja. Dan yang satu ekor hilang entah kemana mungkin kah bayi kecil itu mati ataukah masih hidup, Hanya Tuhan yang tahu!.
Dan tak ada yang tahu, Jacob sendiri tidak ada di tempat kejadian, hanya seketika ia kembali dari luar anak anaknya telah tergelak kaku di lantai teras kost-an. Hatinya mungkin hancur, penderitannya belum berakhir, Jacob yang malang harus kembali menelan pahitnya kehidupan liar kucing. Jacob terus mengeong. Dan ketika temenku ochim akan memasukan mayat anak-anaknya ke dalam plastic, Jacob tak henti-hentinya mengeong dan berusaha menggapai, meraih-raih anaknya pada saat akan dimasukan ke dalam plastic. Gue saja yang mendengar cerita dari ochim begitu terenyuh dengan cerita Jacob. Akhirnya Jacob pun hanya menghabiskan waktu dan hari-harinya dengan menyendiri.  Belum lama menjadi seorang ibu, ia harus kehilangan mereka yang telah berusaha ia urus dengan susah payah dalam kandungan. Padahal doi hanya meninggalkan anak-anakya sebentar, tapi takdir harus berkata lain. ia harus melihat anak-anaknya mati dan hilang. Semoga saja anaknya yang seekoor hilang masih hidup dan bisa kembali kepada Jacob. Meskipun ini terdengar mustahil. Tapi tidak ada yang tidak mungkin buat Tuhan.

Itulah kisah Jacob, ia begitu tegar meghadapi semuanya ia begitu kuat. Sekarang Jacob pun sedikit demi sedikit melupakan kejadian tersebut meskipun mungkin di the deepest its heart, masih ada goresan luka yang menyayatnya begitu dalam. Tapi  Jacob tetap harus bertahan, kuat dan tetap melanjutkan kehidupanya. J

ini nih si jacob....

jacob berlagak Rose Dason pada saat di lukis (Titanic)

Marln Monroe nya Kucing

ala sampul majalah rolling Stone

Pose Diana Pungki di Almenak
Dan maaf bgt, gue belum sempat foto anak anaknya. :( gue tertinggal moment itu. habisnya nggak bakalan tahu kalau anak-anaknya bakal mati.